Transportasi Indonesia

Memanfaatkan Waktu Transportasi Umum Dengan Gratis

Memanfaatkan Waktu Transportasi Umum Dengan Gratis

Memanfaatkan Waktu Transportasi Umum Dengan Gratis – Tahukah Anda bahwa Indonesia memiliki salah satu tingkat transportasi terendah? Transportasi umum merupakan moda transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, termasuk di Jakarta. Namun, banyak orang membuang-buang waktu di transportasi umum. Jika Anda memanfaatkan waktu dengan bijak, Anda dapat memanfaatkannya dengan lebih baik dengan membaca. Membaca di transportasi umum memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah memperluas pengetahuan. Seperti kata pepatah, buku adalah jendela ilmu yang membuka cakrawala kehidupan. Membaca memungkinkan Anda mempelajari hal-hal yang belum Anda ketahui sebelumnya.

Lebih lanjut, membaca memungkinkan Anda belajar dari kesalahan orang lain dan mendapatkan wawasan tentang cara menghadapinya, sehingga Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana. Manfaat lain dari membaca di transportasi umum adalah membantu Anda memanfaatkan waktu dengan lebih baik dan mengurangi ketergantungan Anda pada gawai. Namun, ada juga masalah etika yang perlu diperhatikan saat menggunakan transportasi umum. Jika Anda membaca di transportasi umum, sebaiknya bacalah dengan pelan atau tanpa berbicara keras. Berbicara keras dapat mengganggu penumpang lain.

Oleh karena itu, sebaiknya bacalah dengan pelan di transportasi umum. Lebih jauh lagi, membaca dalam hati adalah salah satu cara membaca yang paling efektif, sopan, dan ramah lingkungan. Ramah lingkungan berarti tidak membuat kebisingan atau suara keras. Membaca dalam hati adalah metode membaca yang menekankan pemahaman terhadap apa yang sedang dibaca. Tujuan membaca dalam hati adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang sedang dibaca sehingga pembaca dapat memahaminya lebih dalam setelah membaca. Lebih jauh, membaca dalam hati bertujuan untuk menghindari mengganggu orang lain.

Rasa Egois Masyrakat Dengan Transportasi Umum

Membaca dalam hati memiliki beberapa keuntungan. Pertama, meningkatkan kesempatan pembaca untuk membaca dengan kecepatan mereka sendiri. Kedua, membaca dalam hati dapat meningkatkan kepercayaan diri pembaca akan kemampuan mereka untuk memahami teks secara mandiri. Ketiga, membaca dalam hati dapat meningkatkan pemahaman bacaan. Membaca dalam hati memungkinkan pembaca untuk membaca teks dengan lambat, sehingga memudahkan pemahaman. Keempat, membaca dalam hati juga membantu meningkatkan motivasi untuk membaca. Itu dapat dilakukan di mana saja, seperti di bus, di rumah, atau di kereta, dan memungkinkan Anda untuk membaca tanpa mengganggu orang lain.

Kereta komuter (KRL) dan becak komuter (TJ) akan tetap menjadi pilihan transportasi umum yang paling digemari masyarakat Provinsi Jabodetabek. Namun, karena popularitasnya, penumpang terus-menerus berebut tempat duduk. Misalnya, ada yang menyerobot antrean dan memaksa masuk ke dalam kereta meskipun penumpang lain masih turun. Jika mereka tidak bisa turun, kendaraan menjadi semakin sempit. Terlepas dari pekerjaan atau status mereka, ada orang-orang egois yang mencari kenyamanan pribadi di fasilitas umum. Untungnya, ada juga orang-orang rasional yang mengutamakan penumpang yang layak mendapat tempat duduk, tidak kasar, dan baik kepada penumpang lain.

Kelima, membaca dalam hati membantu Anda mengingat apa yang Anda baca lebih lama. Itu luar biasa. Jika separuh penduduk Indonesia mengadopsi kebiasaan ini, tingkat literasi Indonesia akan melonjak dari 10 terbawah ke 10 teratas, menempatkannya sejajar dengan negara-negara maju dengan tingkat literasi tinggi seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Lalu, bagaimana kita bisa berkontribusi untuk meningkatkan literasi di Indonesia? Jika ya, mulailah dengan meluangkan waktu sejenak untuk membaca di transportasi umum. Untuk itu, kita harus bekerja sama mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membaca bagi diri kita sendiri dan dunia.

Kurangnya Peran Pemerintah Dalam Memperhatikan Transportasi Indonesia

Di antara para penumpang rasional ini, saya melihat saudara-saudari kita di Kawasan Timur berperilaku sangat tertib. Mereka tidak menyerobot antrean atau memaksa memberikan tempat duduk mereka ketika kereta penuh, tetapi malah menawarkan tempat duduk mereka kepada orang lain perempuan, laki-laki, lansia, anak-anak, dan bahkan anak muda. Saya telah melihat pemandangan ini lebih dari sekali, tetapi berkali-kali. Seorang pria Asia tua sangat baik kepada penumpang lain memperingatkan penumpang dengan tas terbuka, membantu para wanita berdiri, dan tentu saja menawarkan tempat duduknya.

Memanfaatkan Waktu Transportasi Umum Dengan Gratis. Saya tidak menyalahkan orang lain karena tidak mampu berpikir rasional, karena kita tidak tahu situasi seperti apa yang mereka hadapi. Mungkin mereka terburu-buru karena anak mereka sakit, atau mereka stres di tempat kerja, atau mereka terburu-buru karena alasan duniawi lainnya. Sadarkah kita bahwa kita terlalu sering menghakimi orang lain? Mari kita berusaha untuk tidak mudah menghakimi orang lain dan lebih jeli.